Pernahkah anda mendengar pepatah yang
mengatakan bahwa “tidak berkembang
berarti mati ?”
Memang benar sekali.
Coba saja anda perhatikan dengan seksama,
tumbuhan atau bunga, dari tiada, tumbuh, berkembang, dan kemudian mati.Tidak ada yang dalam keadaan dan kondisi
statis atau diam tetap terus menerus
Artinya ? Diri kita harus selalu tetap tumbuh
dan berkembang
Kesadaran untuk terus tumbuh dan berkembang
ini sangat penting sekali, terutama dijaman yang mengalami perubahan yang cepat
seperti saat ini.Diyakini masa depan
akan mengalami perubahan yang lebih cepat.Apabila kita tidak mengembangkan diri maka kita dapat tergilas oleh
perubahan yang cepat tersebut
Pengembangan apa ?
Anak anak sampai remaja sudah jelas.Mengalami perubahan dan pengembangan
fisiknya.Bagaimana orang yang sudah
dewasa ?
Apa yang dimiliki oleh orang dewasa namun
tidak dimiliki oleh anak remaja adalah kedewasaan dan kebijaksanaan, serta
pengetahuan dan keterampilan yang dikumpulkan dan dialami.Hal-hal inilah yang perlu selalu di asah dan
dikembangkan.
Membaca adalah salah satu upaya pengembangan
diri (personal development).Selain itu
bergaul dan belajar dengan orang lain yang kita duga memiliki nilai lebih akan
sesuatu aspek.Namun ada juga yang lebih
sistematis seperti kuliah dan mengikuti training profesional.Dengan mengikuti kuliah atau training
profesional tentu akan didapat ilmu, pengetahuan, atau keterampilan dengan
lebih sistematis dan terarah.
Apabila anda mempelajari komunikasi bisnis (dalam sekolah bisnis) maka anda akan belajar bagaimana komunikasi tertulis yang meliputi penulisan surat bisnis, memo dan berbagai surat lainnya sepert penulisan suat artikel atau proposal yang bertujuan untuk mengajukan suatu usulan. Selain itu juga akan belajar komunikasi verbal (langsung) baik antara perorangan maupun presentasi bisnis dimuka orang banyak.
Jenis kemunikasi apapun yang dilakukan yang penting adalah saling pengertian dan ke-sepahaman diantara para pihak. Walaupun seseorang yang cacat dan berbicara dengan ‘cadel’, tapi apabila lawan bicaranya suka dan dapat memahaminya tentu tidak akan masalah. Bisa dikatakan komunikasi berjalan lancar
Namun sebaliknya, walaupun seseorang berbicara lancar, namun apa yang dimaksudkannya tidak dapat dimengerti oleh lawan/ pasangan bicaranya tentu kita katakan bahwa komunikasi tersebut tidak berjalan lancar. Bisa saja kita telah menyampaikan suatu maksud dengan kosa kata yang benar, tapi ternyata lawan bicara salah menangkap permasalahan yang dimaksudkan, tentu kita katakan bahwa komunikasi tidak berlangsung baik
Bagaimana didalam suasana kerja ?
Coba bayangkan, apabila bos menyampaikan perintahnya kepada seorang karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan cara A. Tapi karyawan tersebut menangkap dan melaksanakannya secara A’ (A aksen), tentu bos akan kecewa karena apa yang dimaksudkannya tidak dilasanakan oleh karyawannya dengan baik. Bisa saja karyawan tersebut adalah seorang yang cerdas dan terampil. Namun apabila salah menangkap pesan yang disampaikan tentu pelaksanaan juga akan salah.
Akibatnya, . . . bos akan kecewa dan menganggap karyawannya “gak nyambung”.
Kondisi sebaliknya bisa juga terjadi. Seorang bos secara verbal salah mengucapkan suatu kata untuk memerintahkan suatu hal kepada karawannya. Tapi karena karyawan ini “nyambung” dia bisa mengerti. Karyawan tersebut bisa mengkoreksi dan menanyakan kembali maksud bos tersebut. Akibatnya karyawan tersebut bisa melaksanakan tugas atau perintah tersebut sesuai yang dimaksud oleh boss. Kita katakan bahwa antara bos dan karyawan tersebut “nyambung”
Ada kondisi lain lagi.
Seorang karyawan heran, kalau berhadapan dengan seorang bos tertentu dia selalu merasa disalahkan. Dia merasa sudah melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan dengan baik, namun kok selalu salah. Sepertinya bos tersebut tidak suka dengan dia. Tapi karyawan lain selalu tidak ada masalah. Kenapa ya ? Kalau bos tersebut ditanya oleh orang lain yang netral maka bos tersebut juga tidak paham kenapa. Dia juga heran, kenapa karyawan tersebut salah terus dan sepertinya selalu tidak bisa memahami apa yang dimintanya. Sejujurnya, bos tersebut tidak membenci karyawan tersebut secara pribadi. Tapi kok “nggak nyambung” ya ?
Padahal sangat banyak ahli manajemen mengatakan bahwa 90 % keberhaslan karir dan urusan bisnis berada di aspek komunikasi. Jadi, harus bagaimana ?
KOMUNIKASI BAWAH SADAR
Banyak, atau sebagain besar orang tidak menyadari, bahwa didalam kehidupan ini terjadi komunikasi yang sifatnya bawah sadar (kita tidak menyadarinya). Namun komunikasi bawah sadar ini sangat mempengaruhi proses dan hasil komunikasi yang dilakukan secara sadar. Komunikasi bawah sadar ini terjadi jauh sebelum terjadinya pertemuan dan komunikasi sadar diantara orang yang berkomunikasi. Komunikasi ini tidak berbentuk, tapi memancar dan saling berinteraksi pada level quantum.
Apabila komunikasi bawah sadar ini berjalan positif maka akan mempengaruhi secara positif terhadap komunikasi sadar, baik verbal ataupun tertulis. Namun apabila komunikasi bawah sadar ini jelek maka akan mempengaruhi negatif dengan menurunkan kualitas komunikasi verbal atau tertulis. Akibatnya sering terjadi salah paham diantara para pihak yang berkomunikasi. Sebaliknya orang yang komunikasi bawah sadarnya baik akan mengalami saling kesepahaman walaupun, misalnya salah satu pihak salah mengucapkan atau menuliskan kata untuk suatu maksud tertentu.
AURA BURUK dan AURA BAIK
Banyak pengertian mengenai istilah aura. Namun dalam tulisan ini kita gunakan saja istilah “aura komunikasi”.
Apabila seseorang “aura komunikasinya” sedang baik maka “komunikasi bawah sadarnya” juga akan baik. Selanjutnya komunikasi sadarnya juga akan berlangsung lancar dan baik dimana terjadi saling pengertian sehingga urusannya juga banyak yang beres.
Sebaliknya. Seorang yang aura komunikasinya sedang buruk maka komunikasi bawah sadarnya juga akan buruk sehingga komunikasi sadarnya juga banyak yang “tidak nyambung”. Akibatnya urusannya juga banyak yang bermasalah karena terjadi pebedaan pengertian diantara orang yang berkomunikasi.
Orang yang aura komunikasinya sedang baik, orang lain tanpa di sadari akan suka dan nyaman berhubungan dengannya. Akan betah berkomunikasi dengnnya daa mengupayakan saling pengertian dalam berbagai hal. Namun sebaliknya, pada orang yang auranya sedang jelek maka orang lain tanpa disadari seperti merasa suasana yang sedang “kecut” dan tidak nyaman. Orang secara tanpa sadar akan merasa tidak betah berhubungan dengannya.
BISA DIPERBAIKI atau DITINGKATKAN
Bagaimana kondisi aura kita sekarang ? Bagaimana kondisi aura karyawan kita, atau atasan kita ?
Untunglah, aura kita bisa kita perbaiki atau ditingkatkan.
Aura tersebut sangat banyak (banyak sekali dan secara significant) dipengaruhi oleh pikiran kita. Pikiran yang baik secara tidak sadar menghasilkan aura yang juga baik dan menguntungkan bagi kita.
Namun pikiran yang tidak baik secara tidak sadar akan menghasilkan aura yang buruk yang selanjutnya banyak “memacetkan” komunikasi dengan berbagai pihak. Masalahnya adalah pikiran baik dan buruk ini kita tidak menyadarinya.
Ada orang yang berupaya “membaguskan” auranya dengan menggunakan susuk (dukun). Tapi cara ini diharamkan bagi sebagian besar pemeluk agama. Lagipula memakai susuk sifatnya temporer dan hanya sementara saja.
Cara yang lebih alami adalah dengan memperbaiki pikiran. Pikiran bersih dan baik akan memperbaiki aura seseorang. Kalau seseorang selalu menanamkan pikiran “kasih sayang universal” seperti yang dilakukan para nabi dan rasul maka auranya pasti akan membaik.